Kamis, 13 Desember 2012
PENDIDIKAN BIOLOGI: CLASSIS AMPHIBIA
PENDIDIKAN BIOLOGI: CLASSIS AMPHIBIA: CLASSIS AMPHIBIA Memahami struktur dasar tubuh Katak ( Rana cancrivora ) Senin, 31 November 2011 Nama ...
CLASSIS AMPHIBIA
CLASSIS
AMPHIBIA
Memahami
struktur dasar tubuh Katak (Rana
cancrivora )
Senin,
31 November 2011
Nama : Siska Indarbeni
Prodi : Pendidikan Biologi C
Npm : 09321239
Kelompok : 6 (enam)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2011
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ada
sekitar 3000 spesies amphibia hidup didunia, yang dikelompokkan dalam 3
golongan yaitu anura (katak dan kodok). Caudata atau urodela (salamander). Dan
gymnophiona atau Apoda (caecilia). Hanya ada sekitar 60 spesies Caecilia dan
sekitar 200 jenis salamander, jadi sebagian besar bangsa amphibia terdiri atas
katak dan kodok.
Terminologi
“amphibia” diterapakan pada anggota kelas ini karena sebagian besar hewan
menghabiskan tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva
mengalami metamorfosis menjadi anak katak dengan alat pernapasan berupa paru
–paru. Kehidupan demikian ini tidak mutlak untuk semua amphibia, ada beberapa
yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah masuk
ke dalam air air dan pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga
yang tidak punya paru –paru sampai dewasa dan bernapas melalui kulit tersebut
selalu basah dan glandular.
Kelompok
amhibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali yang hidup di darat. Pada
dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima ujung jari kaki), meskipun jumlah
jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptil, maka amphibia
adalah ektoterm atau perubahan suhu rubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada
kebanyakan amphibia meninggalkan telur – telurnya dalam kolam dan di aliran –
aliran air dan tidak seekorpun dapat berjalan di tanah begitu menetas, sedikit
spesies yang hidup jauh dari air.
B. Tujuan
1. Agar
dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Rana
cancrivora
2. Agar
dapat mengidentifikasi topografi alat-alat visceral Rana cancrivora
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sukiya
(2003 :33) menyatakan bahwa Kelompok amhibia adalah vertebrata yang hadir
pertama kali yang hidup di darat. Pada dasarnya mereka memiliki pentadaktil
(lima ujung jari kaki), meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang.
Seperti ikan dan reptil, maka amphibia adalah ektoterm atau perubahan suhu
rubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada kebanyakan amphibia meninggalkan
telur – telurnya dalam kolam dan di aliran – aliran air dan tidak seekorpun
dapat berjalan di tanah begitu menetas, sedikit spesies yang hidup jauh dari
air.
Hening
(2005 : 17) menyatakan bahwa Rana
cancrivora memiliki sifat – sifat karakteristik yaitu integumentum licin,
memiliki banyak glandulae, dan tidak bersisik, memiliki sepasang exstremitas
berupa kaki untuk berjalan dan berenang, mempunyai dua lubang hidung dan
berrhubungan dengan cavum oris. Membran tympani di luar, lingua dapat
dijulurkan, cor beruang tiga ( 2 ventria 1 antrium), erythrocyte oval
bernucleus, bernapas dengan insang pada waktu masih larva, pada saat dewasa
menggunakan pulmo dan integumentum, nervi cranalis berjumlah 10 pasang,
bersifat poikiloterm, artinya temperatur tubuh berubah menurut lingkungannya,
fertilisasi exsterna, stadium larva mempunyai kehidupan aquatis dan mengalami
metamorfosis.
Djuhana
(2005 : 16 – 17) menyatakan bahwa tubuh katak terdiri dari kepala dan badan,
leher belum nampak jelas padanya. Kulit sebagian besar terlepas dari otot disebelah
dalamnya, hanya pada beberapa tempat saja melekat pada otot, sehingga merupakan
rongga – rongga yang berisi cairan limf subkutan. Kulit katak swah selalu
basah, karena adanya sekresi kelenjar – kelenjar mukus yang banyak sekali
terdapat padanya.selain daripada itu banyak sekali mengandung kapiler –kapiler
darah dari cabang – cabang vena kutanea magna dan arteri kutanae. Dengan
demikian kulit ini mengambil bagian penting dalam hal pernapasan hewan
tersebut.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
-
Carter
-
Bak parafin
-
Katak
(Rana cancrivora)
B.
Cara
kerja 1 :
1. Mengamati
secara seksama preparat tertunjuk. Menggambar bentuk luar tubuh preparat,
sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh
dan alat –alat tubuh yang tampak dari luar.
2. Memberi
keterangan lengkap, bagian – bagian dari :
a. Caput
: rima oris, nares anteriores, organon visus, membrane tymphani, dan
sebagainya.
b. Truncus
: dorsum, ventrum/abdoment, lateral, muara cloaca/anus, exstremitas anterior
(femur, crus, pes/pedes, selaput renang, 5 digiti).
3. Melengkapi
pengamatan inspectio Sdr. Terhadap masing –masing bagian organ secara detil :
bagian – bagian mata, telinga, hidung, kulit, dll.
C.
Cara
kerja 2 :
1. Mematikan
dahulu preparat dengan uap chloroform / eter sebagai pembius
2. Katak
yang sudah mati, di cuci dengan air mengalir.
3. Melakukan
pembedahan di atas papan bedah/bak parafin. Melakukan pengguntingan dimulai
pada kulit perut antara kedua lipat paha menyusur garis tengah badan kearah
depan sampai dengan dadanya. Selanjutnya system muscularnya digunting dengan
arah yang sama.
4. Mengamati
situs viscerum (alat dalam) Rana
cancrivora , tentukan jenis kelaminnya, selanjutnya gambar diberi
keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesia-nya. Untuk
organ yang tertutup organ lain, menggambar dengan garis putus – putus.
-
Caput (daerah cavum oris) : dentes
maxilllaries, nares postiores, palatum, pharynx, os vomer ( dengan dentes)
ostium tubae auditivae, rima gotidis, lubang ke saccus vocalis (hanya pada
katak jantan), lingua bifida.
-
Truncus : cor, hepar ventriculus,
intestinum, cloaca, pancreas, lien, ovarium, oviduct, uterus, atau testes, vasa
eferentia, vesica seminalis, mesonephros, ductus mesonephridicus (uterus),
vesica urinaria, pulmo, vesica felea.
BAB IV
A. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Gambar
Inspectio pada katak
2. Gambar
Sectio pada katak
3. Gambar
Sistem pencernaan pada katak
4. Gambar
Sistem urogenital (+,-) pada katak
5. Gambar
Sistem respirasi pada katak
6. Gambar
Bagian – bagian khusus pada katak
B. PEMBAHASAN
Kelompok
amphibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali yang hidup di darat. Pada
dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima ujung jari kaki), meskipun jumlah
jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptil, maka amphibia
adalah ektoterm atau perubahan suhu rubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada
kebanyakan amphibia meninggalkan telur – telurnya dalam kolam dan di aliran –
aliran air dan tidak seekorpun dapat berjalan di tanah begitu menetas, sedikit
spesies yang hidup jauh dari air. Rana
cancrivora memiliki sifat – sifat karakteristik yaitu integumentum licin,
memiliki banyak glandulae, dan tidak bersisik, memiliki sepasang exstremitas
berupa kaki untuk berjalan dan berenang, mempunyai dua lubang hidung dan berrhubungan
dengan cavum oris. Membran tympani di luar, lingua dapat dijulurkan, cor
beruang tiga ( 2 ventria 1 antrium), erythrocyte oval bernucleus, bernapas
dengan insang pada waktu masih larva, pada saat dewasa menggunakan pulmo dan
integumentum, nervi cranalis berjumlah 10 pasang, bersifat poikiloterm, artinya
temperatur tubuh berubah menurut lingkungannya, fertilisasi exsterna, stadium
larva mempunyai kehidupan aquatis dan mengalami metamorfosis.
Seluruh
tubuh rana cancrivora terbungkus oleh
lapisan integumentum yang selalu basah dan licin.hal ini di sebabkan pada
integumentum terdapat pada kelenjar lendir pada ikut berperan dalam
respirasi.karena itulah kulit rana cancrivora selalu basah dan sangat
vasculer (banyak mengandung pembuluh darah)hingga difusi oksigen dapat
berlangsung dengan mudah.integumentum rana
cancrivora mudah di kelupas dari tubuhnya.hal ini di sebabkan antara kulit
dan otot di bawahnya terdapat rongga atau kantung-kantung limfe yang berisi
cairan limfe.hanya pada beberapa tempat saja integumentum melekat pada jaringan
otot di bawahnya dengan perantaraan
jaringan ikat.misalnya pada daerah sternum,lipatan femur,sisi kiri-kanan
truncus dan pada daerah ke empat kakinya.badan terbagi atas tiga bagian yaitu
caput,cervix,dan truncus.
Pada
sectio pengguntingan di mulai pada kulit perut antara kedua lipat paha menyusur
garis tengah ke arah depan. Sistema digestoria di bedakan atas tractus di
gestivus dan glandula di gestoria. Tractus digestivus tersusun atas cavunm oris
dengan lingua bifida untuk menangkap mangsanya. Cavum oris di lanjutkan lubang
menuju ke pharynx yang tidak mempunyai fungsi langsung pada
pencernaan,oesophagus merupakan saluran pendek,ventriculus ada bagian yang di
sebut cardia tempat masuknya oesophagus, dan phylorus yaitu lubang di luar
menuju intestinum.intestinum tennue terdiri atas duodenum, jejenum dan ileum.
Intestinum crassum yang bagian akhirnya disebut rectum menuju ke cloaca.
Intestinum ini di gantungkan oleh selaput tipis mesenterium.
Glandula
digestoria terdiri atas hepar yang berwarna merah coklat pancreas. Hepar
terbagi atas lobus dexter (bagian kanan , bagian kecil, terdiri 3 lobuli) dan
lobus sinister (bagian kiri, lebih besar, terdiri 2 lobuli).Dari hepar keluar
ductus hepaticus yang halus. Vesica fellea sinilah penyimpanan billus (cairan
empedu) yang dihasilkan hepar. Dari vesica fellea keluar saluran yang disebut
ductus cysticus. Ductus hepaticus dan cysticus arah caudal membentuk ductus
choleodocus saluran yang lebih besar berjalan di dalam pancreas, bermuara di
duodenum. Pancreas berwarna kekuningan, melekat diantara pars ascendens dan
pars descendens duodeni. Ia mengirimkan salurannya (ductus pancreaticus =
ductus wirsungianus ) bermuara di duodenum.
Sistema
urogenitalia rana cancrivora
dibedakan atas organon uropeotica dan organon genitalia. Alat-alatnya terletak
retroperitoneal (di luar peritoneum)terdiri atas ren dalam stadium meshonephros
sepasang di kanan kiri columna vertebralis memanjang craniocauda ) berwarna
merah kecoklatan ,ductus mesonephridicus (ureter) merupakan sepasang saluran
halus masing-masing keluar dorsolatera dari tiap ren dan berjalan di sisi
lateral menuju cauda bermuara di dorsal cloaca. Ductus ini di sebut juga ductus
wolffii. Pada hewan betina,bermuara di sebelah mediocauda dari masing-masing
uterus. Vesica urinaria merupakan sebuah kantung tipis sebagai tonjolan dari
dinding cloaca.
Organon
genitalia feminina terdiri atas sepanjang ovarium merupakan gonade menghasilkan
ova (sel-sel kelamin betina).Organon genitalia masculina terdiri atas testes,
vasaefferentia dan cloaca.
Sistema
respiratoria rana cancrivora dewasa
dengan menggunakan pulmo dan integumentum. Pernapasan dengan pulmo udara masuk
melewati nares anteriores--cavum nasi—nares posteriores – cavum oris – Iarynx –
bronchus – pulmo. Pulmo merupakan kantung elastis, prmukaan dinding dalam
terdapat lipatan yang berfungsi untuk memperluas pemukaan. Bronchus sangat
pendek dan tidak ada trachea. Mekanisme pernapasan pulmo di atur oleh otot-otot
didaerah mendibula dan otot perut, sebab rana
tidak memiliki costae dan diafragma.
Sistem
serculatoria berfungsi mengangkut oksigen dan CO2 antara alat – alat
pernapasan dan jaringan, mengangkut sari makanan dari trackus digestivus atau
dari tempat penimbunan ke jaringan tempat yang membutuhkan, memgangkut sisa
makanan ke tempat pembuangan, mengangkut hormon dari glandula endokrin ke
seluruh tubuh. Alat – alat cerculatoria terdiri atas cor dan vasa (arteri dan
vena). Cor terbungkus pericardium, berbentuk conus (kerut) dengan puncaknya
apexordis. Untuk mengurangi gesekan antara cor dan pericordium adalah cairan
liquorpeicardii (suatu cairan yang ada antara cor dan pericardium.
Ada
sekitar 3000 spesies amphibia hidup didunia, yang dikelompokkan dalam 3
golongan yaitu anura (katak dan kodok). Caudata atau urodela (salamander). Dan
gymnophiona atau Apoda (caecilia). Hanya ada sekitar 60 spesies Caecilia dan
sekitar 200 jenis salamander, jadi sebagian besar bangsa amphibia terdiri atas
katak dan kodok.
Terminologi
“amphibia” diterapakan pada anggota kelas ini karena sebagian besar hewan
menghabiskan tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva
mengalami metamorfosis menjadi anak katak dengan alat pernapasan berupa paru
–paru. Kehidupan demikian ini tidak mutlak untuk semua amphibia, ada beberapa
yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah masuk
ke dalam air air dan pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga
yang tidak punya paru –paru sampai dewasa dan bernapas melalui kulit tersebut
selalu basah dan glandular.
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan
data hasil pengamatan di atas bahwa Rana
cancrivora memiliki sifat – sifat karakteristik yaitu integumentum licin,
memiliki banyak glandulae, dan tidak bersisik, memiliki sepasang exstremitas
berupa kaki untuk berjalan dan berenang, mempunyai dua lubang hidung dan
berrhubungan dengan cavum oris. Membran tympani di luar, lingua dapat
dijulurkan, cor beruang tiga ( 2 ventria 1 antrium), erythrocyte oval
bernucleus, bernapas dengan insang pada waktu masih larva, pada saat dewasa
menggunakan pulmo dan integumentum, nervi cranalis berjumlah 10 pasang,
bersifat poikiloterm, artinya temperatur tubuh berubah menurut lingkungannya,
fertilisasi exsterna, stadium larva mempunyai kehidupan aquatis dan mengalami
metamorfosis.
DAFTAR
PUSTAKA
Annonimus.
2009. Praktikum Rana cancrivora. http://iinc3zbio. Blogspot.
Com/2009/07/praktikum.katak – Rana
cancrivora. html. di askes Minggu, 6 November 2011.
Djuhanda,
tatang. 2000. Anatomi dari 4 spesies
hewan vertebrata. Bandung :Armico.
Hening,
widowati .2005. Zoologi Vertebrata.
Jakarta : FKIP Umm metro.
Sukiya. 2003.
Biologi vertebrata. Yogyakarta :
IMPTS
PENDIDIKAN BIOLOGI: PENDIDIKAN BIOLOGI: anatomi tumbuhan
PENDIDIKAN BIOLOGI: PENDIDIKAN BIOLOGI: anatomi tumbuhan: PENDIDIKAN BIOLOGI: anatomi tumbuhan : BAB 1 AKAR Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada ...
PENDIDIKAN BIOLOGI: anatomi tumbuhan
PENDIDIKAN BIOLOGI: anatomi tumbuhan: BAB 1 AKAR Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada tan...
PENDIDIKAN BIOLOGI: KLASIFIKASI MIKROORGANISME
PENDIDIKAN BIOLOGI: KLASIFIKASI MIKROORGANISME: TUGAS KELOMPOK PENGANTAR MIKROBIOLOGI KLASIFIKASI MIKROORGANISME ( Kriteria Penggolongan Klasifikasi dan Identifikasi Mikroorganis...
PENDIDIKAN BIOLOGI: KLASIFIKASI MIKROORGANISME
PENDIDIKAN BIOLOGI: KLASIFIKASI MIKROORGANISME: TUGAS KELOMPOK PENGANTAR MIKROBIOLOGI KLASIFIKASI MIKROORGANISME ( Kriteria Penggolongan Klasifikasi dan Identifikasi Mikroorganis...
PENDIDIKAN BIOLOGI: TUGAS KWU, PEMBUATAN LOVERA CANDY
PENDIDIKAN BIOLOGI: TUGAS KWU, PEMBUATAN LOVERA CANDY: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Lidah Buaya (Aloe vera ) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahu...
PENDIDIKAN BIOLOGI: TUGAS KWU, PEMBUATAN STICK TALAS
PENDIDIKAN BIOLOGI: TUGAS KWU, PEMBUATAN STICK TALAS: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Talas merupakan salah satu tanaman pangan jenis umbi-umbian yang terdapat cukup bany...
Sabtu, 10 November 2012
TUGAS KWU, PEMBUATAN STICK TALAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Talas merupakan salah satu tanaman pangan jenis
umbi-umbian yang terdapat cukup banyak dibeberapa daerah di Indonesia.
Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan, pemanfaatan talas masih
rendah khususnya oleh sektor industri di Kota Metro. Pada dasarnya talas banyak
mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang memenuhi syarat
sebagai bahan baku makanan pokok dan juga sebagai makanan ringan.
Selama ini talas hanya dijadikan makanan selingan bagi
makanan pokok berupa talas rebus atau digoreng menjadi keripik namun masih
untuk cemilan atau selingan dari makanan pokok. Pemanfaatan talas sebagai
keripik sebenarnya dapat memberikan nilai tambah yang besar asalkan dikelola
dengan baik dan professional dengan lingkup yang tidak lagi untuk pemenuhan
cemilan anggota keluarga namun untuk kepentingan bisnis.
Keripik merupakan makanan yang sudah sangat terkenal
di masyarakat Indonesia, hampir semua daerah di Indonesia mengenal keripik.
Atas dasar itu kami mencoba sesuatu yang berbeda dengan mengolah ubi talas
menjadi Stik.
Di kota Metro, salah satu peluang usaha yang
masih terbuka lebar adalah usaha di bidang makanan ringan. Hal ini dilihat dari
tingkat tingginya minat dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan
ringan. Namun pemanfaatan umbi talas sebagai produksi skala besar di Metro
masih jarang, karena rendahnya harga jual talas yang rendah sehingga kurang
dimanfaatkan. Selain itu, produk olahan talas yang sudah ada cenderung kurang
inovatif serta kualitas rasa dan penyajiannya yang kurang menarik, sehingga
masyarakat menjadi jenuh dengan produk olahan talas. Untuk itu diperlukan
produk baru yang mampu memenuhi permintaan masyarakat.
Dengan adanya produk olahan dari umbi talas berupa stik ini, diharapkan dapat menjadi salah
satu alternatif bagi masyarakat sebagai produk cemilan yang mengandung nilai gizi
yang tinggi baik yang berasal dari umbi talas. Selain itu juga dapat
meningkatkan nilai ekonomis dari talas dan juga menjadi salah satu alternatif
peluang usaha sehingga dapat tercipta lapangan pekerjaan baru.
B. PENJELASAN AL-QURAN
×ptƒ#uäur ãNçl°; ÞÚö‘F{$# èptGø‹yJø9$# $yg»uZ÷u‹ômr& $oYô_{÷zr&ur $pk÷]ÏB ${7ym çm÷YÏJsù tbqè=à2ù'tƒ ÇÌÌÈ
33. dan
suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.
Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka
daripadanya mereka makan.
C. MANFAAT DAN TUJUAN
Program ini diharapkan memberikan manfaat antara
lain:
1.
Manfaat bagi Mahasiswa
·
Munculnya produk Stik berbasis Talas
sebagai oleh-oleh baru akan memicu jiwa kreatif Mahasiswa dalam menciptakan
sebuah produk pangan olahan baru yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tarik
kota Metro. kondisi seperti ini dapat menimbulkan iklim kompetitif dikalangan
mahasiswa untuk bersaing melalui pengembangan intelektualitas dan kreativitas.
·
Mahasiswa mendapatkan provit dari
hasil usaha ini.
·
Program ini akan menambah wawasan
dan pengalaman mahasiswa dalam berkarya dan menerapkan teknologi sederhana yang
berhasil guna.
·
Program ini dapat menumbuhkan jiwa
kewirausahaan pada mahasiswa dan peka terhadap tuntutan konsumen khususnya
dalam bidang pangan.
2.
Manfaat bagi perguruaan tinggi
·
Meningkatkan kompetensi dan kualitas
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh perguruan tinggi
·
Meningkatkan citra positif perguruan
tinggi sebagai salah satu pencetak salah satu generasi perubah yang positif bagi
bangsa dan Negara.
3.
Manfaat bagi lingkungan dan
masyarakat
·
Memberikan makanan alternativ yang
siap santap, siap saji, memiliki nilai gizi yang tinggi dan berbahan baku
lokal.
·
Membuka lapangan pekerjaan bagi
warga sekitar .
·
Meningkatkan pendapatan petani
talas.
Adapun Tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1.
Meningkatkan
nilai guna dan nilai ekonomis talas terutama umbi talas.
2.
Menciptakan
peluang usaha bagi masyarakat, khususnya bagi mahasiswa dan penduduk kota metro.
3.
Menyediakan
dan memperkenalkan produk inovasi dari talas untuk memenuhi permintaan pasar
konsumen di kota metro dan sekitarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DASAR TEORI
(Almatsier:2001) menyatakan
bahwa Talas merupakan tanaman pangan
berupa herba menahun. Termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1m atau lebih dan merupakan
tanaman semusim atau sepanjang tahun. Asal mula tanaman ini berasal dari daerah
Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia
Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi
penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan
tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun
di tanam.
(Slamet:1980) menyatakan bahwa Umbi Talas berbentuk silinder atau
lonjong sampai agak bulat. Kulitnya berwarna kemerahan, bertekstur kasar
dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna dagingya putih
keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan
tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan
karbohidrat. Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat
dalam tabel berikut :
Tabel 1. Kandungan Gizi Talas
Kandungan gizi
|
Talas mentah
|
Talas rebus
|
Energi
(kal)
|
120
|
108
|
Protein
(g)
|
1,5
|
1,4
|
Lemak
(g)
|
0,3
|
0,4
|
Hidrat
arang total (g)
|
28,2
|
25,0
|
Serat
(g)
|
0,7
|
0,9
|
Abu
(g)
|
0,8
|
0,8
|
Kalsium
(mg)
|
31
|
47
|
Fosfor
(mg)
|
67
|
67
|
Besi
(mg)
|
0,7
|
0,7
|
Karoten
total
|
0
|
0
|
Vitamin
B1 (mg)
|
0,05
|
0,06
|
Vitamin
C (mg)
|
2
|
4
|
Air
(g)
|
69,2
|
72,4
|
Bagian
yang dimakan (%)
|
85
|
100
|
Umbi talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan
dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil,
resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah
dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.
B. LANGKAH KERJA
1.
Pemilihan Bahan Baku
Talas yang di pilih untuk pembuatan
stik talas ini adalah dengan talas yang kualitas yang baik, bebas dari
penyakit, dan tidak rusak.
2.
Pengupasan dan Pemotongan
Pengupasan talas menggunakan pisau
dan dilakukan dengan tenaga manusia, sementara untuk pemotongan menjadi bentuk
pipih atau panjang menggunakan pasah.
3.
Pembersihan
Talas yang telah dikupas dan
dipotong sesuai ukuran yang di inginkan dibersihkan dengan air sampai lendirnya
hilang.
4.
Perendaman dalam larutan air kunyit
yang telah ditambahkan dengan garam.kapur sirih dan sedikit
Perlakuan
ini di maksudkan untuk menghilangkan efek gatal talas, penambahan air kapur
sirih dimaksudkan untuk membuat stik menjadi lebih reyah.
5.
Penggorengan
Proses penggorengan menggunakan
minyak berkualitas , sehingga dapat menghasilkan rasa yang lebih enak.
6.
Penirisan
Penirisan dilakukan untuk menghilangkan
kelebihan minyak pada produk.
7.
Pencampuran bumbu
Proses pencampuran bumbu merupakan
proses yang sangat penting dimana keistimewaan rasa sangat bergantung pada
proses ini.
8.
Pengemasan
Stik talasyang telah diberi bumbu
dikemas dengan kemasan plastic yang sebelumnya telah dicetak dengan desain yang
istimewa sehingga memberikan kesan yang mewah.
Talas
Pemilihan bahan
Pengupasan
Pembersihan talas
Perendaman
Penggorengan
Penirisan
Pencampuran
Pengemasan
C. PERINCIAN DATA
Tabel
1 Anggaran Biaya
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
||
BAHAN-BAHAN
|
||||
1.
|
aUmbi Talas @
Rp 4.000,-/kg x 3 kg
|
Rp 12.000,-
|
||
2.
|
b Bawang Putih @ Rp .2000,-/ons x 0,5 ons
|
Rp 1.000,-
|
||
3.
|
Minyak Goreng @ Rp. 12.500,-/kg x 1 kg
|
Rp 12.500,-
|
||
4
|
||||
g Ketumbar
@ Rp 2000,-/ons x0,25 ons
|
Rp 500,-
|
|||
5.
|
Kemiri
@ Rp 4000,-/ons x 0,25 ons
|
Rp 1.000,-
|
||
6.
|
i. Gas 3
Kg @ Rp 15.
000,-/tabung x 1
|
Rp 5.000,-
|
||
7.
|
Splastik bungkus @Rp 6.000,-/ pak
|
Rp
3.000,-
|
||
8.
|
Bumbu instan @Rp 2500,-/1 bungkus x 2
|
Rp 5.000,-
|
||
Jumlah
|
Rp.
40.000,-
|
|||
D. HAMBATAN DAN PENCEGAHAN
Hambatan
1.
Talas kurang baik ( harus bebas dari
penyakit dan tidak rusak)
2.
Talas yang muda sulit diproduksi
dibuat stik
3.
Pada saat pemasahan, talas mudah
patah sehingga hasilnya tidak bagus.
4.
Pada saat penggorengan, apabila
minyak terlalu panas maka stik akan mudah gosong dan api yang digunakan pada
saat penggorengan tidak terlalu besar.
5.
Talas sulit didapatkan untuk daerah
sekitar kota Metro.
Pencegahan
1.
Pemilihan talas dengan kualitas yang
baik
2.
Talas yang sudah siap untuk
diproduksi dibuat stik
3.
Pada saat pemasahan, kita harus
berhati-hati agar talas tidak mudah patah
4.
Pada saat penggorengan, sebaiknya
minyak tidak terlalu panas dan apinya pun tidak terlalu besar dikarenakan
apabila hal itu tidak diperhatikan maka talas yang digoreng hasilnya tidak akan
baik, contohnya gosong, pahit.
5.
Apabila talas sulit didapatkan maka
bisa dicari didaerah pedesaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah kami
buat, dapat disimpulkan bahwa Ubi
talas (Colocasia esculenta) merupakan sumber pangan yang penting karena selain
merupakan sumber karbohidrat, protein dan
lemak, talas juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
Sunita.2001. Prinsip-Prinsip Ilmu dan
Gizi. Jakarta: Erlangga.
Slamet.1980. Majalah gizi dan makanan jilid 4. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
Minarno dkk. Gizi dan Kesehatan. Malang: Universitas
Islam Negeri Malang Press.
Langganan:
Postingan (Atom)