CLASSIS
AMPHIBIA
Memahami
struktur dasar tubuh Katak (Rana
cancrivora )
Senin,
31 November 2011
Nama : Siska Indarbeni
Prodi : Pendidikan Biologi C
Npm : 09321239
Kelompok : 6 (enam)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2011
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ada
sekitar 3000 spesies amphibia hidup didunia, yang dikelompokkan dalam 3
golongan yaitu anura (katak dan kodok). Caudata atau urodela (salamander). Dan
gymnophiona atau Apoda (caecilia). Hanya ada sekitar 60 spesies Caecilia dan
sekitar 200 jenis salamander, jadi sebagian besar bangsa amphibia terdiri atas
katak dan kodok.
Terminologi
“amphibia” diterapakan pada anggota kelas ini karena sebagian besar hewan
menghabiskan tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva
mengalami metamorfosis menjadi anak katak dengan alat pernapasan berupa paru
–paru. Kehidupan demikian ini tidak mutlak untuk semua amphibia, ada beberapa
yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah masuk
ke dalam air air dan pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga
yang tidak punya paru –paru sampai dewasa dan bernapas melalui kulit tersebut
selalu basah dan glandular.
Kelompok
amhibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali yang hidup di darat. Pada
dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima ujung jari kaki), meskipun jumlah
jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptil, maka amphibia
adalah ektoterm atau perubahan suhu rubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada
kebanyakan amphibia meninggalkan telur – telurnya dalam kolam dan di aliran –
aliran air dan tidak seekorpun dapat berjalan di tanah begitu menetas, sedikit
spesies yang hidup jauh dari air.
B. Tujuan
1. Agar
dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Rana
cancrivora
2. Agar
dapat mengidentifikasi topografi alat-alat visceral Rana cancrivora
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sukiya
(2003 :33) menyatakan bahwa Kelompok amhibia adalah vertebrata yang hadir
pertama kali yang hidup di darat. Pada dasarnya mereka memiliki pentadaktil
(lima ujung jari kaki), meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang.
Seperti ikan dan reptil, maka amphibia adalah ektoterm atau perubahan suhu
rubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada kebanyakan amphibia meninggalkan
telur – telurnya dalam kolam dan di aliran – aliran air dan tidak seekorpun
dapat berjalan di tanah begitu menetas, sedikit spesies yang hidup jauh dari
air.
Hening
(2005 : 17) menyatakan bahwa Rana
cancrivora memiliki sifat – sifat karakteristik yaitu integumentum licin,
memiliki banyak glandulae, dan tidak bersisik, memiliki sepasang exstremitas
berupa kaki untuk berjalan dan berenang, mempunyai dua lubang hidung dan
berrhubungan dengan cavum oris. Membran tympani di luar, lingua dapat
dijulurkan, cor beruang tiga ( 2 ventria 1 antrium), erythrocyte oval
bernucleus, bernapas dengan insang pada waktu masih larva, pada saat dewasa
menggunakan pulmo dan integumentum, nervi cranalis berjumlah 10 pasang,
bersifat poikiloterm, artinya temperatur tubuh berubah menurut lingkungannya,
fertilisasi exsterna, stadium larva mempunyai kehidupan aquatis dan mengalami
metamorfosis.
Djuhana
(2005 : 16 – 17) menyatakan bahwa tubuh katak terdiri dari kepala dan badan,
leher belum nampak jelas padanya. Kulit sebagian besar terlepas dari otot disebelah
dalamnya, hanya pada beberapa tempat saja melekat pada otot, sehingga merupakan
rongga – rongga yang berisi cairan limf subkutan. Kulit katak swah selalu
basah, karena adanya sekresi kelenjar – kelenjar mukus yang banyak sekali
terdapat padanya.selain daripada itu banyak sekali mengandung kapiler –kapiler
darah dari cabang – cabang vena kutanea magna dan arteri kutanae. Dengan
demikian kulit ini mengambil bagian penting dalam hal pernapasan hewan
tersebut.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
-
Carter
-
Bak parafin
-
Katak
(Rana cancrivora)
B.
Cara
kerja 1 :
1. Mengamati
secara seksama preparat tertunjuk. Menggambar bentuk luar tubuh preparat,
sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh
dan alat –alat tubuh yang tampak dari luar.
2. Memberi
keterangan lengkap, bagian – bagian dari :
a. Caput
: rima oris, nares anteriores, organon visus, membrane tymphani, dan
sebagainya.
b. Truncus
: dorsum, ventrum/abdoment, lateral, muara cloaca/anus, exstremitas anterior
(femur, crus, pes/pedes, selaput renang, 5 digiti).
3. Melengkapi
pengamatan inspectio Sdr. Terhadap masing –masing bagian organ secara detil :
bagian – bagian mata, telinga, hidung, kulit, dll.
C.
Cara
kerja 2 :
1. Mematikan
dahulu preparat dengan uap chloroform / eter sebagai pembius
2. Katak
yang sudah mati, di cuci dengan air mengalir.
3. Melakukan
pembedahan di atas papan bedah/bak parafin. Melakukan pengguntingan dimulai
pada kulit perut antara kedua lipat paha menyusur garis tengah badan kearah
depan sampai dengan dadanya. Selanjutnya system muscularnya digunting dengan
arah yang sama.
4. Mengamati
situs viscerum (alat dalam) Rana
cancrivora , tentukan jenis kelaminnya, selanjutnya gambar diberi
keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesia-nya. Untuk
organ yang tertutup organ lain, menggambar dengan garis putus – putus.
-
Caput (daerah cavum oris) : dentes
maxilllaries, nares postiores, palatum, pharynx, os vomer ( dengan dentes)
ostium tubae auditivae, rima gotidis, lubang ke saccus vocalis (hanya pada
katak jantan), lingua bifida.
-
Truncus : cor, hepar ventriculus,
intestinum, cloaca, pancreas, lien, ovarium, oviduct, uterus, atau testes, vasa
eferentia, vesica seminalis, mesonephros, ductus mesonephridicus (uterus),
vesica urinaria, pulmo, vesica felea.
BAB IV
A. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Gambar
Inspectio pada katak
2. Gambar
Sectio pada katak
3. Gambar
Sistem pencernaan pada katak
4. Gambar
Sistem urogenital (+,-) pada katak
5. Gambar
Sistem respirasi pada katak
6. Gambar
Bagian – bagian khusus pada katak
B. PEMBAHASAN
Kelompok
amphibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali yang hidup di darat. Pada
dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima ujung jari kaki), meskipun jumlah
jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptil, maka amphibia
adalah ektoterm atau perubahan suhu rubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada
kebanyakan amphibia meninggalkan telur – telurnya dalam kolam dan di aliran –
aliran air dan tidak seekorpun dapat berjalan di tanah begitu menetas, sedikit
spesies yang hidup jauh dari air. Rana
cancrivora memiliki sifat – sifat karakteristik yaitu integumentum licin,
memiliki banyak glandulae, dan tidak bersisik, memiliki sepasang exstremitas
berupa kaki untuk berjalan dan berenang, mempunyai dua lubang hidung dan berrhubungan
dengan cavum oris. Membran tympani di luar, lingua dapat dijulurkan, cor
beruang tiga ( 2 ventria 1 antrium), erythrocyte oval bernucleus, bernapas
dengan insang pada waktu masih larva, pada saat dewasa menggunakan pulmo dan
integumentum, nervi cranalis berjumlah 10 pasang, bersifat poikiloterm, artinya
temperatur tubuh berubah menurut lingkungannya, fertilisasi exsterna, stadium
larva mempunyai kehidupan aquatis dan mengalami metamorfosis.
Seluruh
tubuh rana cancrivora terbungkus oleh
lapisan integumentum yang selalu basah dan licin.hal ini di sebabkan pada
integumentum terdapat pada kelenjar lendir pada ikut berperan dalam
respirasi.karena itulah kulit rana cancrivora selalu basah dan sangat
vasculer (banyak mengandung pembuluh darah)hingga difusi oksigen dapat
berlangsung dengan mudah.integumentum rana
cancrivora mudah di kelupas dari tubuhnya.hal ini di sebabkan antara kulit
dan otot di bawahnya terdapat rongga atau kantung-kantung limfe yang berisi
cairan limfe.hanya pada beberapa tempat saja integumentum melekat pada jaringan
otot di bawahnya dengan perantaraan
jaringan ikat.misalnya pada daerah sternum,lipatan femur,sisi kiri-kanan
truncus dan pada daerah ke empat kakinya.badan terbagi atas tiga bagian yaitu
caput,cervix,dan truncus.
Pada
sectio pengguntingan di mulai pada kulit perut antara kedua lipat paha menyusur
garis tengah ke arah depan. Sistema digestoria di bedakan atas tractus di
gestivus dan glandula di gestoria. Tractus digestivus tersusun atas cavunm oris
dengan lingua bifida untuk menangkap mangsanya. Cavum oris di lanjutkan lubang
menuju ke pharynx yang tidak mempunyai fungsi langsung pada
pencernaan,oesophagus merupakan saluran pendek,ventriculus ada bagian yang di
sebut cardia tempat masuknya oesophagus, dan phylorus yaitu lubang di luar
menuju intestinum.intestinum tennue terdiri atas duodenum, jejenum dan ileum.
Intestinum crassum yang bagian akhirnya disebut rectum menuju ke cloaca.
Intestinum ini di gantungkan oleh selaput tipis mesenterium.
Glandula
digestoria terdiri atas hepar yang berwarna merah coklat pancreas. Hepar
terbagi atas lobus dexter (bagian kanan , bagian kecil, terdiri 3 lobuli) dan
lobus sinister (bagian kiri, lebih besar, terdiri 2 lobuli).Dari hepar keluar
ductus hepaticus yang halus. Vesica fellea sinilah penyimpanan billus (cairan
empedu) yang dihasilkan hepar. Dari vesica fellea keluar saluran yang disebut
ductus cysticus. Ductus hepaticus dan cysticus arah caudal membentuk ductus
choleodocus saluran yang lebih besar berjalan di dalam pancreas, bermuara di
duodenum. Pancreas berwarna kekuningan, melekat diantara pars ascendens dan
pars descendens duodeni. Ia mengirimkan salurannya (ductus pancreaticus =
ductus wirsungianus ) bermuara di duodenum.
Sistema
urogenitalia rana cancrivora
dibedakan atas organon uropeotica dan organon genitalia. Alat-alatnya terletak
retroperitoneal (di luar peritoneum)terdiri atas ren dalam stadium meshonephros
sepasang di kanan kiri columna vertebralis memanjang craniocauda ) berwarna
merah kecoklatan ,ductus mesonephridicus (ureter) merupakan sepasang saluran
halus masing-masing keluar dorsolatera dari tiap ren dan berjalan di sisi
lateral menuju cauda bermuara di dorsal cloaca. Ductus ini di sebut juga ductus
wolffii. Pada hewan betina,bermuara di sebelah mediocauda dari masing-masing
uterus. Vesica urinaria merupakan sebuah kantung tipis sebagai tonjolan dari
dinding cloaca.
Organon
genitalia feminina terdiri atas sepanjang ovarium merupakan gonade menghasilkan
ova (sel-sel kelamin betina).Organon genitalia masculina terdiri atas testes,
vasaefferentia dan cloaca.
Sistema
respiratoria rana cancrivora dewasa
dengan menggunakan pulmo dan integumentum. Pernapasan dengan pulmo udara masuk
melewati nares anteriores--cavum nasi—nares posteriores – cavum oris – Iarynx –
bronchus – pulmo. Pulmo merupakan kantung elastis, prmukaan dinding dalam
terdapat lipatan yang berfungsi untuk memperluas pemukaan. Bronchus sangat
pendek dan tidak ada trachea. Mekanisme pernapasan pulmo di atur oleh otot-otot
didaerah mendibula dan otot perut, sebab rana
tidak memiliki costae dan diafragma.
Sistem
serculatoria berfungsi mengangkut oksigen dan CO2 antara alat – alat
pernapasan dan jaringan, mengangkut sari makanan dari trackus digestivus atau
dari tempat penimbunan ke jaringan tempat yang membutuhkan, memgangkut sisa
makanan ke tempat pembuangan, mengangkut hormon dari glandula endokrin ke
seluruh tubuh. Alat – alat cerculatoria terdiri atas cor dan vasa (arteri dan
vena). Cor terbungkus pericardium, berbentuk conus (kerut) dengan puncaknya
apexordis. Untuk mengurangi gesekan antara cor dan pericordium adalah cairan
liquorpeicardii (suatu cairan yang ada antara cor dan pericardium.
Ada
sekitar 3000 spesies amphibia hidup didunia, yang dikelompokkan dalam 3
golongan yaitu anura (katak dan kodok). Caudata atau urodela (salamander). Dan
gymnophiona atau Apoda (caecilia). Hanya ada sekitar 60 spesies Caecilia dan
sekitar 200 jenis salamander, jadi sebagian besar bangsa amphibia terdiri atas
katak dan kodok.
Terminologi
“amphibia” diterapakan pada anggota kelas ini karena sebagian besar hewan
menghabiskan tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva
mengalami metamorfosis menjadi anak katak dengan alat pernapasan berupa paru
–paru. Kehidupan demikian ini tidak mutlak untuk semua amphibia, ada beberapa
yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah masuk
ke dalam air air dan pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga
yang tidak punya paru –paru sampai dewasa dan bernapas melalui kulit tersebut
selalu basah dan glandular.
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan
data hasil pengamatan di atas bahwa Rana
cancrivora memiliki sifat – sifat karakteristik yaitu integumentum licin,
memiliki banyak glandulae, dan tidak bersisik, memiliki sepasang exstremitas
berupa kaki untuk berjalan dan berenang, mempunyai dua lubang hidung dan
berrhubungan dengan cavum oris. Membran tympani di luar, lingua dapat
dijulurkan, cor beruang tiga ( 2 ventria 1 antrium), erythrocyte oval
bernucleus, bernapas dengan insang pada waktu masih larva, pada saat dewasa
menggunakan pulmo dan integumentum, nervi cranalis berjumlah 10 pasang,
bersifat poikiloterm, artinya temperatur tubuh berubah menurut lingkungannya,
fertilisasi exsterna, stadium larva mempunyai kehidupan aquatis dan mengalami
metamorfosis.
DAFTAR
PUSTAKA
Annonimus.
2009. Praktikum Rana cancrivora. http://iinc3zbio. Blogspot.
Com/2009/07/praktikum.katak – Rana
cancrivora. html. di askes Minggu, 6 November 2011.
Djuhanda,
tatang. 2000. Anatomi dari 4 spesies
hewan vertebrata. Bandung :Armico.
Hening,
widowati .2005. Zoologi Vertebrata.
Jakarta : FKIP Umm metro.
Sukiya. 2003.
Biologi vertebrata. Yogyakarta :
IMPTS
SemOga bErmAnfAAt,,,,
BalasHapus