TUGAS KELOMPOK
PENGANTAR MIKROBIOLOGI
KLASIFIKASI
MIKROORGANISME
(
Kriteria Penggolongan Klasifikasi dan Identifikasi Mikroorganisme)
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk menempuk mata
kuliah Pengantar Mikroobiologi yang diampu tim dosen Dr. Handoko, M.Pd / Dr.
Agus Sutanto, M. Si.
Disusun
oleh :
Kelompok
4
Pendidikan
Biologi C
NO
|
NAMA
|
NPM
|
TTD
|
1
|
Eka Suprapto
|
09321197
|
|
2
|
Felia Tika Regiana
|
08320975
|
|
3
|
Hepi Tamala
|
09321207
|
|
4
|
Nofiatul Khoiriyah
|
09321223
|
|
5
|
Riska Agusrio Saputra
|
09321236
|
|
6
|
Siska Indarbeni
|
09321239
|
|
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH METRO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat
dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk
dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia
mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga
diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.
Klasifikasi adalah suatu istilah yang berkaitan dan sering kali
digunakan atau dipertukarkan dengan taksonomi. Taksonomi adalah ilmu mengenai
klasifikasi atau penataan sistematis organisme kedalam kelompok atau kategori
yang disebut taksa (tunggal, takson) tetapi penyusunan taksonomi mikroorganisme
mensyaratkan diidentifikasi sebagai mana mestinya dan diberi nama. Kegiatan
secara keseluruhan, yakni tentang pengklasifikasian penamaan dan
pengidentifikasian mikroorganisme, disebut sebagai sistematika mikroba.
Menyusun sistematik dalam dunia mikroorganisme bukanlah pekerjaan
yang mudah kesulitan pertama yang kita hadapi ialah menentukan apakah mikroba
itu golongan hewan atau golongan tumbuhan. Setelah leeuwenhoek menyelami dunia
mikroorganisme , sarjana Zoologi seperti Muller (1773) dan erlenberg (1838)
menggolongkan bakteri pada protozoa. Baru pada tahun (1873), Cohn sarjana
botani bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia lebih
condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme) pada tumbuhan.
Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada tahun 1875, dan sejak itu diadakan
penyempurnaan secara berangsur-angsur sampai sekarang.
Banyak kesulitan dalam mengklasifikasikan mikroorganisme.Misalnya
dalam klasifikasi bakteri.Kriteria dalam kalasifikasi berbeda dengan
mengklasifikasikan tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat tinggi yang
didasarkan terutama pada sifat-sifat marfologisnya.Tetapi hal ini sulit
dilaksanakan pada bakteri, sehingga klasifikasi bakteri di dasarkan sebagian
pada sifat-sifat morfologi, dan sifat-sifat fisiologinya termasuk imunologi.
Banyak bakteri di bawah mikroskop menunjukkan bentuk morfologi yang
sama, tetapi sifat-sifat fisiologi mereka berlainan sama sekali. Ada beberapa
golongan bakteri yang sama bentuknya, tetapi yang satu dapat mencernakan asam
amino tertentu, sedangkan yang lainnya tidak. Ada pula suatu golongan yang
dapat menyebabkan suatu penyakit, sedang golongan yang lain tidak.Maka jelaslah
bahwa kesukaran kita untuk menetapkan spesies berdasarkan sifat-sifat morfologi
saja.
1.2 Tujuan
·
Mengetahui kreteria
penggolongan klasifikasi dan identifikasi suatu mikroorganisme
·
Mengetahui manfaat
mikroorganisme bagi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
KRITERIA
PENGGOLONGAN DAN IDENTIFIKASI MIKROORGANISME
2.1.1
Ciri-Ciri
Morfologi
Organisme-organisme yang lebih
tinggi tingkatannya sering digolong-golongkan menurut susunan anatomi tubuhnya,
akan tetapi banyak mikroorganisme yang kelihatan sama kalau hanya didasarkan
atas struktur tubuhnya saja. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat dilihat adanya
persamaan-persamaan antara mikroba yang satu dengan mikroba yang lainnya,
tetapi berbeda dalam sifat-sifat metabolism dan fisiologinya. Dari morfologi
sel kita dapat mengetahui hubungan filogeni antara mikroba yang satu dengan
yang lain, tetapi sifat morfologi masih berguna dalam mengidentifikasi bakteri.
Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini adalah adanya flagella, endospore, dan
bentuk-bentuk lainnya dapat digunakan untuk membedakan jenisnya mikroba.
2.2.2 Pengecetan
Diferensial
Salah satu langkah pertama yang
dilakukan dalam mengadakan identifikasi bakteri adalah dengan mengadakan
pengecetan diferensial, misalnya dengan pengecetan Gram.Beberapa bakteri yang
tergolong dalam bakteri Gram + dan yang lainnya termasuk ke dalam golongan
bakteri Gram - .pengecetan lainnya seperti pengecetan Ziehl Neelson, jika akan
berguna untuk membedakan beberapa golongan bakteri. Kiranya perlu diingat bahwa
pengecetan Ziehl Neelson hasilnya tergantung kepada susunan kimia dari dinding
sel bakteri yang akandiwarnai dan oleh karena itu cara ini kurang cocok untuk
diidentifikasi bakteri yang tidak mempunyai dinding sel seperti Archaeobacteria.
2.2.3
Uji
Biokimia
Aktivitas-aktivitas enzimatik pada
mikroba amat berguna untuk membedakan
mikroba yang satu dengan yang lain. Atas dasar ini dapat diketahui
beberapa bakteri yang sangat erat kekerabatannya sering dipisahkan dalam golongan
yang berlainan dengan menguji kemampuan mikroba tersebut untuk dapat mengadakan
fermentasi sejenis hidrat arang. Didalam saluran pencernaan makanan manusia dan
hewan terdapat kelompok bakteri Gram
negatif , misalnya, anggota-anggota dari genera Escherichia, Enterobacter, Shigella, dan Salmonella. Genus Escherichia danEnterobacter dapat dibedakan
dengan genus Salmonella dan Shigella menurut kemampuannya untuk
mengadakan fermentasi laktosa. Kedua genera yang pertama dapat merombak laktosa
menjadi asam dan gas melalui proses fermentasi, sedangkan yang disebutkan
terakhi r tidak. Dengan uji biokimia ini kita dapat membedakan jenis mikroba
yang satu dengan yang lainnya seperti yang terlukis dalam flowchart berikut
ini.
Dapatkah
bakteri
memfermentasi laktosa ?
ya tidak
apakah bakteri ini dapat apakah bakteri itu dapat menggunakan
membedakan asam-asam asam
sitrat sebagai satu-satunya
sitrat sebagai satu-satunya sumber energy ?
sumberkarbon
?
ya tidak ya tidak
apakah dihasilkan Escherechia Salmonella Shigella
acetoin umumnya menghasilkan
menghasilkan lysine
H2S dekarboksilase
ya tidak
Enterobacter Citrobacter
2.2.4
Serologi
Serologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang serum darah, terutama mengenai antigen dan antibody
serta hubungan antara antigen dengan antibody tersebut.Mikroorganisme dapat
merupakan antigen apabila disuntikkan ke dalam tubuh hewan dapat merangsang
pembentukan semacam zat yang melawan antigen itu.Zat ini disebut antibody.Contoh
: apabila bibit penyakit yang sudah dilemahkan disuntikkan ke dalam tubuh hewan
percobaan, maka bibit penyakit yang sudah dilemahkan tersebut merangsang
pembentukan antibodi di dalam serum hewan tersebut. Antisera (bentuk tunggal :
antiserum), adalah semacam larutan yang mengandung pathogen. Apabila suatu
bakteri yang belum diketahui identitasnya diisolasi dari tubuh seorang pasien
dapat diuji dengan antisera yang telah diketahui. Prosedur pengujian ini
disebut tes aglutinasi dapat
dilakukan sebagai berikut :
a. Mikroba
bakteri yang belum diketahui ditempatkan dalam setetes larutan garam fisiologi
pada sebuah kaca objek yang steril.
b. Campurkan
deengan setetes antiserum yang sudah diketahui.
c. Bakteri
yang sama dicampur dengan antisera lain pada kaca objek yang berbeda.
Bila terjadi aglutinasi atau
penggumpalan bakteri, maka akan kelihatan butir-butir halus dalam campuran
antiserum dengan antibody yang dihasilkan oleh bakteri, maka tesnya adalah tes
negative. Tes serologi ini dapat membedakan spesies-spesies mikroba dan juga
atrain-strain dalam satu spesies.
2.2.5
Urutan
Asam-Asam Amino
Banyak informasi yang dapat
diperoleh dari urutan asam-asam amino pada senyawa-senyawa protein.Urutan
asam-asam amino dalam suatu jenis protein secara langsung mencerminkan urutan
basa dalam membuat kode gen. jadi dengan membandingkan urutan asam-asam amino
pada protein dari 2 macam jasad hidup dapat menunjukkan eratnya kekerabatan
antara kedua jasad tersebut.Maka serupa urutannya, maka makin dekat hubungan
antara kedua jasad tersebut.
2.2.6
Analisis
Protein
Mikroorganisme
yang erat hubungannya mempunyai senyawa protein yang identik.
2.2.7
Susunan
Basa Asam Nukleat
Suatu cara penggolongan atau
klasifikasi yang sudah banyak digunakan oleh para ahli taksonomi dalam
mengadakan klasifikasi mikroorganisme ialah dengan melibatkan sifat susunan
basa nitrogen dari DNA. Susunan basa nitrogen ini biasanya dinyatakan sebagai
jumlah persentasi guanine dan sitosin.Persentasi pasangan G-S di dalam asam
nukleat suatu sel dapat digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup. Dua
organisme yang erat hubungannya serta mempunyai persamaan gen-gen, akan
mempunyai jumlah basa-basa yang sama di dalam DNA. Sebaliknya apabila ada
perbedaan lebih dari 10% persentasi G-S, misalnya, DNA suatu bakteria
mengandung 40% paasangan G-S, dan DNA bakteri lainnya mengandung 60% pasangan G-S, maka kedua macam bakteri ini
kemungkinan tidak ada hubungannya. Perlu diingat bahwa apabila 2 organisme yang
mempunyai persentasi G-S yang sama, tidak harus mempunyai kekerabatan yang
erat. Sebenarnnya menentukan urutan basa dalam DNA dalam sel makhluk hidup,
kecuali virus.Akan tetapi urutan basa-basa dalam RNA ribosom (r RNA) dapat
memberikan informasi tentang hubungan evolusi antar bakteri-bakteri. Genera
yang mempunyai suusunan basa yang sama akan berbeda dengan susunan basa-basa
DNA dari genera lain yang berbeda.
2.2.8
Hibridisasi
Asam Nukleat
Bilasuatu molukul DNA dipanaskan,
maka ikatan ‘doble helix’ akan terpisah menjadi ikan hydrogen-dan basa-basa
nitrogen. Kalau rantai tunggal DNA dinginkan secara berlahan-lahan maka akan
terbentuk kembali molekul rantai rangkap ( doble helix) yang identic dengan
semula. Penggabungan kembali ini terjadi, karena ikatan tunggal itu merupakan
pasangannya. Apabila cara ini dilakukan pada 2 macam organisme yang yang
berbeda, maka mungkin dapat ditentukan kesamaan urutan-urutan basa makhluk
tersebut. Cara ini dikenal dengan istilah hibridisasi
asam nukleat(nucleic acid hybridization ). Diperkirakan bahwa 2 spesies
yang sama atau mempunyai yang erat, akan mempunyai urutan asam-sam nukleat yang
sam pula. Cara ini juga dapat mengukur kemampuan rantai tunggal DNA suatu
organisme untuk mengadakan hibridisasi dengan rantai tunggal DNA organisme
lain. Makin besar derajat hibridisasiny, makin dekat pula kekerabatna antara 2
organisme yang mengadakan hibridisasi tersebut.RNA mempunyai 1 rantai tunggal
dan dapat dicetak oleh salah 1 rantai tunggal DNA. Suatu rantai tunggal DNA
merupakan komplemen dari rantai DNA dan akan mengadakan hibridisasi dengan
rantai tunggal DNA yang terpisah. Hibridisasi DNA-RNA dapat digunakan untuk
mengetahui hubungan kekerabatan antara DNA organisme yang satu dengan RNA
organisme yang lain. Akan tetapi perlu diketahui bahwa metode ini dan juga
susunan asam nukleat dan urutan asam nukleat terlalu rumit digunakan untuk
identifikasi mikroorganisme dilaboratorium klinik.
Untuk menjelaskan keterangan singgakat ini, berikut
ini disajikan ilustrai hibridisasi DNA dalam bentuk gambar.
2.2
KLASIFIKASI
MIKROORGANISME
Semua jasad hidup bersel satu atau uniseluler dapat
dibedakan menjadi 4 golongan sebagai berikut :
2.2.1
Binatang
Bersel Satu
a. Protozoa
, contoh : amoeba, plasmodium, Paramecium, euglena dll.
2.2.2
Tumbuhan
Mikroskopis
a. Fungi,
contoh: eumycetes
b. Alga
yang bersifat eukaryotik
Ganggang ini
membutuhkan sinar matahari untuk pertumbuhannya dapat dibagi menjadi : alga
hijau, alga merah, lga perang, alga laut dll.
2.2.3
Prokaryotic
A. Prokaryotae
yang fototrofrik,
1. Cyanobakteriae,
membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhannya. Ini merupakan green algae
2. Photobacteria
( rhodospirales )
a. Bakeri
ungu
·
Rhodosspirillacae,
(dulu Atheorhodaseae)
·
Chromatiaceae, ( dulu
Thiorhaodaceae )
B. Scotobacteria,
yaitu prokaryota yang tidak membutuhkan cahaya dalam pertumbuhannya.
1. Schizomycetes,
yaitu semua bakteri yang termasuk dalam eubacteriales dan kebanyakan bakteri
pathogen
2. Actinomycetes
3. Rickettsia,
merupakan scotobacteria yang obligat yang hidup didalam sel – sel eukariotik
sebagai parasite jasad ini lebih kecil dari bakteri
·
Rickettsia penyebab
penyakit demam tipes.
·
Clamydia, dapat
menyebabkan penyakit trachoma
4. Mycoplasma,
merupakan scotobacteria yang tidak mempunyai dinding sel, tetapi dikelilingi
tiga lapis membrane sel. Disebut juga sebagai PPLO(pleuropnewmonia like
organisme) dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.
2.2.4
Virus
: tidak merupakan sel prokariotik maupun prokariotik.
2.3
PROKARYOTAE
DAN EUKARYOTAE
Telah kita ketahui bahwa prokariota dan eukariota
dibedakan berdasarkan atas adanya membrane inti sel mikroba tersebut.Prokariota
adalah kelompok besar jasad hidup yang tidak mempunyai inti sel yang jelas
dengan membrane inti yang sempurna, sedanng eukariota adalah kelompok besar
jasad hidup yang sudah mempunyai inti sel dengan membrane inti yang
sempurna.Mikroorganisme yang termasuk golongan prokariota da nada pula yang
termasuk prokariota.
2.3.1
Prokaryota
Prokariota adalah jasad hidup yang
belum mempunyai inti sel yang jelas dengean membrane inti yang sempurna.Contoh
:
a. Cyanobacteria
Cyanobacteria adalah alga biru yang
membutuhkan cahaya matahari, dapat hidup pada media yang tidak hidup.Jasad ini
dapat berkembanngbiak dengan fragmentasi dan pembiakan secara kawin.
Cyanophyceae berukuran dari yang sangat kecil sekali sampai panjang 1 meter,
tidak dapat menembus filter. Struktur sel menyerupai struktur sel bakteri dan
dapat membentuk spora yang dorman.
b.
Schizomycetes
Oleh karena bakteri berkembang biak
dengan cara membelah diri, maka jasad ini dimasukkan kedalam schizomycetes.
Dapat hidup ditempat-tempat yang gelap dan lingkungan abiotic.Pada umumnya
morfologi bervariasi, ada yang berbentuk bulat, seperti batang dan spiril.
c. Mycoplasma
Mycoplasma disebut juga PPLO (pleuropnewmonia
like organisme) dapt hidup pada media abiotic atau embrio ayam atau dalam
kultur jaringan. Jasad ini merupakan sel yang paling kecil yang mempunyai
struktur dalam samadengan bakteri tapi tidak mempunyai dinding sel, dapat
berkembanng biak dengan membelah diri.
d. Ricketsiae
dan chlamydae
Ricketsiae chlamydae
Ricketsiae dan chlamydae hanya dapat
hidup dalam sel-sel hidup, merupakan jasad seluler, ukurannya lebih kecil dari
bakteria
2.3.2
Eukaryotae
Eukaryotae adalah golongan jasad
hidup yang telah mempunyai inti sel yang jelas dengan membrane inti yang jelas.
Mikroorganisme yang termasuk eukaryotae antara lain adalah :
a. Jamur
dan yeast
jamur yearst
Jasaad-jasad ini dapat hidup pada media
yang mati, berukuran lebih besar dari bakteria, ada yang berbentuk filament
atau bentuk-bentuk lain yang makroskopis. Karena ukurannya lebih besar dari
bakteri, maka jasad ini tidak dapat menembus filter. Struktur sel nya terutama
sel nya dapat dilihat dengan mengunakan mikroskop biasa
b.
Chlorophyta atau alga hijau
Alga hijau mempunyai clorofil dan
membutuhkan cahaya untuk biosintesis, berkembang biak dengan cara membelah diri
juga dapat secara seksual. Struktur sel nya seperti struktur sel tumbuhan
tinggi.
c. Cyanopyceae
Cyanopyceae atau alga biru juga
membutuhkan cahaya matahari untuk biosintesis, berkembang biak dengan
frakmentasi atau secara kawin. Ukuran besarnya berfariasi, dari berukuran
mikroskopis sampai panjang satu m, tidak dapat menembus filter. Struktur selnya
menyerupai bakteri, ada yang dapat membentuk spora yang bersifat dormal.
d. Protozoa
Protozoa adalah binatang bersel satu
atau uniseluler, tidak membutuhkan cahaya untuk biosintesis, berkembang biak
dengan membelah mitosis dan sitokinesis atau dengan alat perkembangbiakan
ukuran besar protozoa lebih besar dari bakteri dengan volume sel bakteri, tidak
dapat menembus filter. Struktur dalam
sel berkembang biak, tidak mempunyai dinding sel, mempunyai vakuola dan inti
sel.
2.3.3
Virus
Virus tidak termasuk prokaryotae
dan eukaryotae. Ukuran virus sangat kecil sekali sehingga dapat menembus filter
bacteria, tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, tapi dapat dilihat dengan
mengunakan mikroskop electron. Virus hanya dapat hidup dalam sel – sel jaringan
tubuh hospes dan dapat mengadakan replikasi.
Uraian – uraian diatas merupakan
contoh – contoh dari mikroorganisme yang termasuk anggota prokaryotae dan
eukaryotae agar dapat di bandingkan satu dengan yang lainnya.
2.3.4
Archaeobacteria
Archeobacteria, bukan termasuk
anggota prokaryotae maupun eukaryotae.Pembagian jasad hidup menjadi prokaryotae
dan eukaryotae, telah mendapat tantangn dari sejumlah ahli biologi yang
mengusulkan kategori ketiga.Jasad hidup yang termasuk kedalam kategori baru ini
adalah bakteria yang termasuk prokaryotae. Sekarang sudah menjadi jelas bahwa
bakteri ini tidak mempunyai hubungan yang rapat dengan bakteri yang lainnya
yang dikenal dengan nama eubacteria.
Bakteri yang termasuk kedalam
kategori baru tersebut diatas, nampaknya seperti bakteri yang tipikal dan tidak
mempunyai nucleus dan organelle lain yang mempunyai membran. akan tetapi sudah
bertahun-tahun dikenal bahwa jasad ini tidak biasa dalam beberapa hal misalnya,
tidak mempunyai peptidoglikan didalam dinding selnya, dan dapaat hidup
dilingkunganny ayng ekstri, oleh karena jasad ini diperkirakan mempunyai moyang
dari jasad pada maassa dahulu kala, makaa jasad ini diberi nama archeobacteria
( archaios = purbakala, ancient ). Apakah yang menjadi bukti bahwa
archaeobacteria merupakan suatu kelompok yang terpisah dari bakteria yang
sebenarnya dan eukaryotae buktinya dapat diberikan secara biokimia, dan
kebanyakan berasal dari urutan molekul-molekul RNA dari berbagai jenis jasad
hidup adalah esensial bagi semua bentuk dibumi kita ini, dan urutan dari
nukleutida- nukleutida didalam rRNA yang mencerminkan sejarah evolusi dari sel
dalam mana dijumpai adanya rRNA. Dengan dasar kesamaan adan perbedaan antara
RNA- RNA dari banyak spesies yang berbeda, archaeobacteria membentuk suatu
kelompok yang berbeda dari eubacteria dan eukaryotae. Data mengenai transfer
molekul-molekul RNA, dan kepekaan terhadap antibiotika juga mendukung perbedaan
ini.
Dari informasi-informasi yang
dikumpulkan, para meneliti telah menyimpulkan bahwa archaeobacteria terpisah
dari pohon evolusi ( evolusionary tree ) untuk membentuk cabang terpisah
eubacteria dan eukaryotae pada waktu yang bersamaan. Penelitian tentang
archaeobacteria menyarankan beberapa perubahan-perubahan dalam teori yang baru
untuk menjelaskan asal usul sel eukaryotic.Pada umumnya sudah diyakini bahwa
mitokondria dan kloroplas diturunkan dari bakteria yang hidup secara simbiosis
didalam sel lainnya.Dan dianggap sel-sel hospes bakteri yang biasa.Sekarang,
ternyata bahwa sel hospes asal merupakan mikroorganisme yang mengalami evolusi
sepanjang garis yang terpisah dari eubacteria. Konsep ini akan mempertegas
perbedaan-perbedaan molekul-molekul dasar diantara eubacteria, eukaryotae dan
archaeobacteria.
2.3.5
Kerugian
dan Keuntungan Bakteri Bagi Manusia
Bakteri yang bermanfaat bagi manusia :
a. Salmonella
thyphosa >> penyebab penyakit tifus
b. Mycobacterium
tuberculosis >> penyebab penyakit TBC
c. Mycobacterium
leprae >> penyebab penyakit lepra
d. Treponema
pallidum >> penyebab penyakit sifilis
e. Shigella
dysentriae >> penyebab penyakit disentri basiler
f. Diplococcus
pneumoniae >> penyebab penyakit radang paru-paru
g. Vibrio
cholera >> penyebab penyakit kolera
BAB
III
KESIMPULAN
Klasifikasi mikroba adalah ilmu yang membagi tumbuhan
atau hewan kedalam golongan-golongan menurut hubungan antara yang satu dengan
yang lainya.Letak kesulitan dalam menentukan klasifikasi apakah mikroba itu
golongan hewan atau golongan tumbuhan, dalam hal kesamaan suhu, ciri-ciri.Cohn
sarjana botani bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia
lebih condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme) pada tumbuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous, 2009.Klasifkasi
mikroba.http//massofa.wordpress.com
Diakses tanggal 10 Oktober 2011.
Diakses tanggal 10 Oktober 2011.
Anonymous, 2009.Taksonomi
mikroba. http//wikipedia.org
Diakses tanggal 10 Oktober 2011.
Diakses tanggal 10 Oktober 2011.
Pramono, hendro. 2007. Penggolongan mikroba. Bandung: kurnia.
Tarigan, jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta : DPK
yang punya blog cakep deh
BalasHapusTOLONG sebutkan penggolongan jenis jenis mikro organisme
BalasHapus