BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Artinya: “kemudian makanlah dari
tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang
yang memikirkan”. (QS.An-Nahl:69).
Buah-buahan merupakan bahan pangan
sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang untuk makanan
ternak. Warna buah pisang cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya
sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah
menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah pisang untuk memperpanjang masa simpannya
sangat penting.
Buah pisang dapat diolah menjadi
berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain
seperti manisan, dodol, keripik, dan sale.
Pisang dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1. Pisang
yang dimakan dalam bentuk segar, misalnya : pisang ambon, raja sere, raja bulu,
susu, seribu, dan emas.
2. Pisang
yang dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya : pisang kepok, nangka,
raja siam, raja bandung, kapas, rotan, gajah, dan tanduk.
Pisang
banyak mengandung protein yang kadarnya lebih tinggi daripada buah-buahan lainnya,
namun buah pisang mudah busuk. Untuk mencegah pembusukan dapat dilakukan pengawetan,
misalnya dalam bentuk keripik, dodol, sale, anggur, dan lain-lain. Dodol pisang
nangka merupakan olahan pisang menjadi satu adonan sehingga membentuk
kekenyalan tertentu.
Pisang
juga disarankan untuk dikonsumsi para wanita hamil karena mengandung asam folat,
yang mudah diserap janin melalui rahim. Namun, jangan terlalu berlebihan, sebab
satu buah pisang mengandung sekitar 85-100 kalori. Pisang juga mengandung zat
besi (Fe) yang berguna untuk mengobati anemia. Pisang mengandung karbohidrat, buah
pisang dengan mudah dapat dicerna, gula yang terdapat di buah tersebut diubah
menjadi sumber tenaga yang bagus secara cepat, dan itu bagus dalam pembentukan
tubuh, untuk kerja otot, dan sangat bagus untuk menghilangkan rasa lelah.
Pisang
nangka mempunyai rasa agak masam, sehingga jarang disajikan sebagai pencuci
mulut. Rasa asam inilah yang membuat nilai ekonomisnya rendah dibandingkan
dengan jenis pisang lainnya, seperti : pisang ambon, pisang raja emas, pisang
uli, pisang tanduk, dan lain-lain. Nilai ekonomis pisang nangka dapat
ditingkatkan dengan mengolahnya menjadi dodol. Pembuatan dodol pisang ini dapat
diterapkan di daerah pedesaan, karena bahannya banyak tersedia dan peralatan
yang diperlukan cukup sederhana serta waktu pembuatannya tidak terlalu lama.
B.
Tujuan
1. Untuk
mengawetkan pisang nangka
2. Untuk
meningkatkan nilai ekonomis pisang nangka
C.
Manfaat
1.
Bagi Petani : pembuatan
dodol dari pisang nangka dapat meningkatkan nilai ekonomis pisang nangka.
2.
Bagi Mahasiswa : dapat
menambah pemasukan uang saku bagi mahasiswa, meningkatkan daya kreativitas,
serta menciptakan lapangan pekerjaan baru.
3.
Bagi lingkungan
masyarakat : menciptakan lapangan pekerjaan baru
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kajian
Pustaka
Buyung
(2009) menyatakan bahwa: Buah pisang adalah buah yang mungkin tiap hari anda
makan. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang cepat mengalami kerusakan,
sehingga diperlukan alternatif untuk mengatasi produk yang berlebihan. Pisang
mengandung kandungan gula yang lengkap yaitu glukosa, sukrosa dan fruktosa.
Kandungan kalori pisang sekitar 90 kalori, nilai ini termasuk tinggi untuk
kategori buah buahan.
Kirana
(1981:172) menyatakan bahwa: Pembuatan dodol pisang bertujuan untuk
memperpanjang dayan simpan, meningkatkan nilai ekonomis produk pertanian serta
penganeka ragaman pangan. Dengan demikian apabila diusahakan untuk tujuan
komersil walaupun kecil-kecilan dan sederhana diharapkan dapat membantu
meningkatkan pendapatan petani dan perbaikan gizi masyarakat.
Saraswati
(1987:79) menyatakan bahwa: Dodol adalah makanan berupa gel yang terbuat dari
campuran bahan beras pati, gula dan bahan pengisi lainnya seperti buah dan
rumput laut. Dodol tergolong makanan semi basah dengan kadar gula tinggi
sehingga dapat disimpan agak lama (1-3 bulan). Pembuatan makanan ini tidak
sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang biasa terdapat pada
rumah tangga.
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a.
Baskom
b.
Pisau
c.
Cetakan dodol/Nampan
d.
Penggorengan (Wajan)
e.
Alat penumbuk (alu)
f.
Tungku
g.
Sendok kayu
2. Bahan
a.
Buah pisang jenis
pisang nangka 1
sisir
b.
Gula pasir ¼
kg
c.
Gula merah 100
gram
d.
Tepung ketan 50
gram
e.
Garam secukupnya
f.
Kelapa secukupnya
g.
Panili secukupnya
C.
Cara
Pembuatan
1.
Kupas buah pisang dan potong
kecil-kecil lalu haluskan
2.
Kupas kelapa, parut
lalu ambil santannya
3.
Campur pisang yang
telah dihaluskan dengan gula pasir, gula merah, tepung ketan, panili, dan
santan hingga rata kemudian panaskan sampai terbentuk adonan kental (± 3 ½ jam)
4.
Segera tuangkan adonan
yang telah jadi pada cetakan, dinginkan, setelah itu potong-potong menurut ukuran
(5x3cm). Kemudian masukkan ke dalam kantong plastik.
D.
Anggaran
Dana
1.
Pisang nangka 1 sisir =
4000
2.
Gula pasir ¼ kg = 3.000
3.
Gula merah 100gram =
1500
4.
Tepung ketan 50gram = 1000
5.
Garam =
Secukupnya
6.
Kelapa 3 = 6000
7.
Panili 2 = 500
8.
Plastik kado 5 =
5000
9.
Kertas HVS warna 5 = 1000
10.
Mika 1 pack = 5000
Total
biaya =
Rp. 27. 000,00
E.
Modal
dan Penjualan
Total biaya : Rp. 27.000
Harga @ mika : Rp. 2000
*Jadi laba yang didapat @ mika :
Harga penjualan –biaya produksi =
Rp. 60.000- Rp. 27.000
=
Rp. 33.000
F.
Tantangan
dan Hambatan
1.
Tantangan
Dalam
pembuatan dodol kenyot tentunya ada hambatan dalam proses pembuatannya
diantaranya :
a.
Konsumen
Biasanya
kebanyakan konsumen/ peminat dari dodol
ini adalah orang dewasa, lanjut usia dan anak-anak.
b.
Produsen
Perlu
inovasi yang lebih kreatif lagi supaya dodol kenyot produksi kami bisa diterima
oleh konsumen.
2.
Hambatan
Ada
beberapa hambatan yang kami alami dalam pembuatan dodol kenyot sehat ini
a.
Proses pemasakan
Pada
proses pemasakan untuk mengolah pisang nangka untuk menjadi dodol membutuhkan
waktu yang lama kurang lebih 31/2 jam,
b.
Proses pencetakan
Proses
pencetakan ini, kami mengalami kesulitan dalam mencetak dodol menjadi dodol gulung, yang terdiri dari dua warna.
Sehingga waktu pencetakan menjadi dodol gulung ini sedikit susah karena
lengket.
c.
Proses pengemasan
Pada
saat pengemasan ada sedikit kendala
ketika kami membungkus dodol kenyot
sehat ke dalam plastik , minyak yang
dihasilkan oleh dodol membuat plastik menjadi licin sehingga membutuhkan waktu lama agar
terlihat rapi.
DAFTAR
PUSTAKA
Buyung. 2009. http://cuek.wordpress.com/2009/01/06/dodol-pisang/.
Diakses pada, Selasa 2 Oktober 2012.
Kirana. 1981. Dodol
pisang nangka. Bogor : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Pangan.
Saraswati.
1987. Membuat sale dan dodol pisang. Jakarta : Bhratara Karya Aksara,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar