BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sel merupakan unit dasar dari struktur dan fungsi, suatu unit biologi
terkecil yang mempunyai sifat metabolisme, pertumbuhan, reproduksi dan
organisasi. Setiap sel berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan
mengubah lingkungannya, membentuk organisme multiselular dengan struktur dan
fungsi yang khas. Ada empat konsep pokok tentang sel yang kita kenal, pertama
bahwa sel adalah satuan struktur makhluk hidup, kedua bahwa sel adalah satuan
fungsi makhluk hidup, ketiga bahwa sel yang baru berasal dari sel yang telah
ada sebelumnya, dan yang keempatbahwa sel mengandung zat pembawa sifat
keturunan yang akan diwariskan oleh sel induk kepada sel anaknya pada waktu
pembelahan sel. Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke pada
tahun 1665, kemudian pada tahun 1831 Robert Brown menemukan adanya benda bulat
yang dia namakan nucleus.
Sedangkan istilah protoplasma pertama kali dikemukakan oleh Purkinje pada
athun 1839 yang berarti cairan hidup. Adanya kemajuan teknologi menyebabkan
struktur-struktur lain yang ada di dalam sel menjadi terungkap. Tahun 1952
James Watson dan Francis Crick mengungkapkan bahwa pembawa sifat keturunan itu
adalah molekul DNA.Secara umum sel terdiri dari bagian yang bersifat hidup
yaitu protoplasma dan bagian-bagian yang mati. Yang termasuk bagian-bagian yang
mati adalah vakuola dan dinding sel, sedangkan bagian-bagian yang hidup yaitu
sitoplasma dengan organelnya dan inti sel. Salah satu organel sel tersebut
adalah peroksisom.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Badan Mikro
Badan mikro adalah
hasil asosiasi peroksisom dan glioksisom yang memiliki struktur serupa dengan
lisosom. Badan mikro didalamnya terdapat dua bagian yaitu
proksisom dan glioksisom.
Gambar: Letak Peroksisom Pada Sel
2.2 Struktur dan Komposisi badan mikro
1. Struktur dan
Penyebarannya
Badan mikro
mudah dibedakan dari organel lain karena adanya enzim katalase. Dengan
mikroskop electron badan mikro yang berasal dari sel-sel hewan maupun tumbuhan
tampak sebagai bangunan yang dibatasi oleh membran tunggal, dan di dalamnya mengandung
matriks yang amorf atau glandular. Pada jaringan tertentu matriks badan mikro
berisi struktur nukleoid Kristal. (crystalline nucleoid structure). Pada
sel-sel tumbuhan, badan mikro sering berdekatan dengan kloroplas, karena kedua
organel ini terlibat dalam metabolisme jalur glikolat. Sebagaimana diketahui
bahwa jalur glikolat melibatkan tiga organel, yakni kloroplas, badan mikro
khususnya perksisom, dan mitokondria.
2.
Komposisi Kimia dan Permeabilitas Badan Mikro.
Membran yang membatasi badan mikro
lebih tipis dari membrane plasma, tebalnya hanya 6-8 nm. Badan mikro tidak memiliki
tingkat osmotikum yang relatif stabil, tetapi akan pecah bila berada dalam
larutan pirofosfat. Badan mikro akan pecah bila dimasukkan ke dalam 0,01 M
pirofosfat dengan sebab-sebab yang belum diketahui. Ternyata setelah pecah
begitu sulit memisahkan membran dengan enzim-enzim dalam matriksnya, salah satu
sebab diantaranya adalah karena enzim-enzim itu melekat pada membrannya.
Sudah diketahui ada dua jenis enzim, yang juga
merupakan protein integral pada membran retikulum endoplasma, terdapat pada
membran badan mikro yaitu sitokrom b5 dan NADH-sitokrom b5 reduktase. Beberapa
enzim lain yang terdapat pada membran ditemukan pada glioksisom. Beberapa
contoh di antaranya adalah sitrat dan malat sintetase, malat dehidrogenase,
3-hidroksil-KoA-dehidrogenase, dan krotonase.
Membran glioksisom mengandung lebih
rendah fosfatidil inositol dan mungkin fosfatidil serin, dan lebih tinggi
kandungannya lemak yang tak teridentifikasi. Dalam banyak hal, permeabilitas
badan mikro terhadap berbagai molekul mirip seperti pada mikrosom. Hal ini
disebabkan karena keduanya mempunyai komposisi yang hampir sama. Membran badan
mikro sangat permeable terhadap sejumlah substansi yang alaminya sebagai
substrat dari beberapa enzim di dalamnya, seperti asam-asam amino, asam
α-hidroksi, dan asam urat. Sukrosa juga dapat berdifusi melalui membran badan
mikro.
2.3 Fungsi Badan Mikro
1.
Oksidasi subtrat pada Mammalia.
Reaksi oksidasi pada peroksisom
jaringan mammalia dipicu oleh enzim flavin oksidase yang menggunakan oksigen
sebagai penerima electron yang mengubahnya menjadi H2O2. H2O
yang terjadi sifatnya toksik bagi sel, karena itu harus segera diubah menjadi
H2O dan 1/2O2 oleh enzim katalase di dalam peroksisom.
Contoh spesifik dari reaksi ini
misalnya terjadi pada asam D-amino jika memasuki perosisom. Asam amino ini akan
mengalami deaminasi karena oksidasi dengan enzim FAD-oksidase sehingga
terbentuklah asam α-keto.
Asam D-amino + H2O +
E-FAD ===> asam α-keto + NH3 + E-FADH2
E-FADH2 + O2 ===>
E-FAD + H2O2
H2O2 ==katalase==> H2O + ½ O2
Enzim flavin adenine dinukleotid
(E-FAD), tidak hanya terdapat pada badan mikro, enzim ini juga berperan dalam
transport elektron pada mitokondria. Namun aktivitas katalisisnya di badan
mikro berbeda secara mendasar dengan aktivitasnya yang terjadi di mitokondria.
β-oksidasi asam lemak Mammalia
Peran baru pada peroksisom jaringan
mammalian di antaranya adalah oksidasi asam lemak. Sebelumnya hanya berkembang
satu pendapat bahwa asam lemak netral yaitu transil gliserol yang merupakan
cadangan lemak dalam sitosol, akan dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak
bebas. Sekarang telah diketahui bahwa peroksisom jaringan hati tikus mampu
mengoksidasi palmitoil KoA menjadi asetil KoA. Oksidasi ini dikenal dengan
β-oksidasi.
Gbr. Penampang
Peroksisom (Salah satu Badan mikro)
Jalur β-oksidasi ini mempunyai
kesamaan dengan jalur oksidasi yang terjadi di dalam mitokondria dengan suatu kekecualian.
Sedangkan oksidasi yang terjadi pada badan mikro enzim flavin dehidrogenase
bereaksi langsung dengan O2 dan menghasilkan H2O2. Untuk badan mikro hal itu
tidak merupakan suatu masalah, karena badan mikro memiliki katalase.
2.
β-oksidasi asam lemak pada endosperm biji tanaman
Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk
β-oksidasi asam lemak dalam badan mikro untuk pertama kalinya ditemukan pada
glioksisom endosperm tumbuhan oleh Cooper dan Beever. Jalur β-oksidasi ini
sama, baik yang terjadi pada peroksisom mammalian maupun yang terjadi di
glioksisom tumbuhan.
Gambar glioksisom pada tumbuhan
Reaksi ini terjadi di dalam
glioksisom dan dipacu oleh enzim-enzim yang terdapat didalamnya. Hasil oksidasi
asam lemak ini adalah asetil KoA, yang kemudian akan digunakan di dalam
glioksisom untuk membentuk senyawa (asam) dengan 4 atom C, yaitu asam suksinat
melalui jalur glikosilat.
Daur glioksilat dianggap sebagai
suatu bentuk modifikasi dari daur asamsitrat. Daur
glioksilat menghindari tahap-tahap reaksi daur asam sitrat yang menghasilkan CO2.
3.
Jalur glikolat
Jalur glikolat merupakan serangkaian
reaksi kimia yang terjadi di peroksisom dan bergandeng dengan siklus karbon di
kloroplas. Jalur ini melibatkan kloroplas, peroksisom, mitokondria, dan
sitosol. Jalur ini meliputi pengubahan senyawa yang tak mengandung fosfat
(nonphosphorilated) yakni gliserat menjadi glisin, serin, dan persenyawaan
“C1”, dan ini penting sebagai precursor dalam biosintesis asam inti.
Gambar
siklus glioksilat
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Badan mikro adalah hasil asosiasi
peroksisom dan glioksisom yang memiliki struktur serupa dengan lisosom. Badan mikro didalamnya terdapat dua bagian yaitu proksisom dan
glioksisom. Membran yang membatasi badan mikro lebih tipis dari membrane plasma,
tebalnya hanya 6-8 nm. jalur glikolat melibatkan tiga organel, yakni kloroplas,
badan mikro khususnya perksisom, dan mitokondria. Fungsi Badan Mikro diantarany Oksidasi subtrat pada Mammalia.
β-oksidasi asam lemak Mammalia. Beberapa enzim lain yang terdapat pada membran
ditemukan pada glioksisom. Beberapa contoh di antaranya adalah sitrat dan malat
sintetase, malat dehidrogenase, 3-hidroksil-KoA-dehidrogenase, dan krotonase.
DAFTAR PUSTAKA
Winatasasmita, Djamhur.
1986. Biologi Sel. Jakarta : PT.
Karunika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar