Sabtu, 10 November 2012

TUGAS KWU, PEMBUATAN STICK TALAS


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Talas merupakan salah satu tanaman pangan jenis umbi-umbian yang terdapat cukup banyak dibeberapa daerah di Indonesia. Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan, pemanfaatan talas masih rendah khususnya oleh sektor industri di Kota Metro. Pada dasarnya talas banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang memenuhi syarat sebagai bahan baku makanan pokok dan juga sebagai makanan ringan.
Selama ini talas hanya dijadikan makanan selingan bagi makanan pokok berupa talas rebus atau digoreng menjadi keripik namun masih untuk cemilan atau selingan dari makanan pokok. Pemanfaatan talas sebagai keripik sebenarnya dapat memberikan nilai tambah yang besar asalkan dikelola dengan baik dan professional dengan lingkup yang tidak lagi untuk pemenuhan cemilan anggota keluarga namun untuk kepentingan bisnis.
Keripik merupakan makanan yang sudah sangat terkenal di masyarakat Indonesia, hampir semua daerah di Indonesia mengenal keripik. Atas dasar itu kami mencoba sesuatu yang berbeda dengan mengolah ubi talas menjadi Stik.
Di kota Metro, salah satu peluang usaha yang masih terbuka lebar adalah usaha di bidang makanan ringan. Hal ini dilihat dari tingkat tingginya minat  dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan ringan. Namun pemanfaatan umbi talas sebagai produksi skala besar di Metro masih jarang, karena rendahnya harga jual talas yang rendah sehingga kurang dimanfaatkan. Selain itu, produk olahan talas yang sudah ada cenderung kurang inovatif serta kualitas rasa dan penyajiannya yang kurang menarik, sehingga masyarakat menjadi jenuh dengan produk olahan talas. Untuk itu diperlukan produk baru yang mampu memenuhi permintaan masyarakat.

Dengan adanya produk olahan dari umbi talas berupa stik ini, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat sebagai produk cemilan yang mengandung nilai gizi yang tinggi baik yang berasal dari umbi talas. Selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari talas dan juga menjadi salah satu alternatif peluang usaha sehingga dapat tercipta lapangan pekerjaan baru.

B.       PENJELASAN AL-QURAN
                                                                                      
×ptƒ#uäur ãNçl°; ÞÚöF{$# èptGøyJø9$# $yg»uZ÷uômr& $oYô_{÷zr&ur $pk÷]ÏB ${7ym çm÷YÏJsù tbqè=à2ù'tƒ ÇÌÌÈ  
33. dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan.


C.      MANFAAT DAN TUJUAN
Program  ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:
1.        Manfaat bagi Mahasiswa
·      Munculnya produk Stik berbasis Talas sebagai oleh-oleh baru akan memicu jiwa kreatif Mahasiswa dalam menciptakan sebuah produk pangan olahan baru yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tarik kota Metro. kondisi seperti ini dapat menimbulkan iklim kompetitif dikalangan mahasiswa untuk bersaing melalui pengembangan intelektualitas dan kreativitas.
·      Mahasiswa mendapatkan provit dari hasil usaha ini.
·      Program ini akan menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam berkarya dan menerapkan teknologi sederhana yang berhasil guna.
·      Program ini dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa dan peka terhadap tuntutan konsumen khususnya dalam bidang pangan.
2.        Manfaat bagi perguruaan tinggi
·      Meningkatkan kompetensi dan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh perguruan tinggi
·      Meningkatkan citra positif perguruan tinggi sebagai salah satu pencetak salah satu generasi perubah yang positif bagi bangsa dan Negara.
3.        Manfaat bagi lingkungan dan masyarakat
·      Memberikan makanan alternativ yang siap santap, siap saji, memiliki nilai gizi yang tinggi dan berbahan baku lokal.
·      Membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar .
·      Meningkatkan pendapatan petani talas.

Adapun Tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1.        Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis talas terutama umbi talas.
2.        Menciptakan peluang usaha bagi masyarakat, khususnya bagi mahasiswa dan penduduk kota metro.
3.        Menyediakan dan memperkenalkan produk inovasi dari talas untuk memenuhi permintaan pasar konsumen di kota metro dan sekitarnya.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.      DASAR TEORI
(Almatsier:2001) menyatakan bahwa Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1m atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.

(Slamet:1980) menyatakan bahwa Umbi Talas berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulitnya  berwarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Kandungan Gizi Talas
Kandungan gizi
Talas mentah
Talas rebus
Energi (kal)
120
108
Protein (g)
1,5
1,4
Lemak (g)
0,3
0,4
Hidrat arang total (g)
28,2
25,0
Serat (g)
0,7
0,9
Abu (g)
0,8
0,8
Kalsium (mg)
31
47
Fosfor (mg)
67
67
Besi (mg)
0,7
0,7
Karoten total
0
0
Vitamin B1 (mg)
0,05
0,06
Vitamin C (mg)
2
4
Air (g)
69,2
72,4
Bagian yang dimakan (%)
85
100

Umbi talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.

B.       LANGKAH KERJA

1.      Pemilihan Bahan Baku
Talas yang di pilih untuk pembuatan stik talas ini adalah dengan talas yang kualitas yang baik, bebas dari penyakit, dan tidak rusak.
2.      Pengupasan dan Pemotongan
Pengupasan talas menggunakan pisau dan dilakukan dengan tenaga manusia, sementara untuk pemotongan menjadi bentuk pipih atau panjang menggunakan pasah.
3.      Pembersihan
Talas yang telah dikupas dan dipotong sesuai ukuran yang di inginkan dibersihkan dengan air sampai lendirnya hilang.
4.      Perendaman dalam larutan air kunyit yang telah ditambahkan dengan garam.kapur sirih dan sedikit
Perlakuan ini di maksudkan untuk menghilangkan efek gatal talas, penambahan air kapur sirih dimaksudkan untuk membuat stik menjadi lebih reyah.
5.      Penggorengan
Proses penggorengan menggunakan minyak berkualitas , sehingga dapat menghasilkan rasa yang lebih enak.
6.      Penirisan
Penirisan dilakukan untuk menghilangkan kelebihan minyak pada produk.
7.      Pencampuran bumbu
Proses pencampuran bumbu merupakan proses yang sangat penting dimana keistimewaan rasa sangat bergantung pada proses ini.
8.      Pengemasan
Stik talasyang telah diberi bumbu dikemas dengan kemasan plastic yang sebelumnya telah dicetak dengan desain yang istimewa sehingga memberikan kesan yang mewah.

Talas

Pemilihan bahan

Pengupasan

Pembersihan talas

Perendaman

Penggorengan

Penirisan

Pencampuran

Pengemasan







C.      PERINCIAN DATA

Tabel 1 Anggaran Biaya
NO
URAIAN
JUMLAH


BAHAN-BAHAN


1.
aUmbi Talas          @ Rp 4.000,-/kg x 3 kg
Rp   12.000,-

2.
b Bawang Putih    @ Rp .2000,-/ons x 0,5 ons
Rp     1.000,-

3.
 Minyak Goreng   @ Rp. 12.500,-/kg x 1 kg
Rp   12.500,-

4


g Ketumbar            @ Rp 2000,-/ons x0,25 ons
Rp        500,-

5.
  Kemiri                @ Rp 4000,-/ons x 0,25 ons
Rp     1.000,-

6.
i.    Gas  3 Kg           @ Rp 15. 000,-/tabung x 1
Rp     5.000,-

7.
Splastik bungkus     @Rp 6.000,-/ pak
Rp     3.000,-

8.
  Bumbu instan         @Rp 2500,-/1 bungkus x 2
Rp     5.000,-


   Jumlah
Rp. 40.000,-













D.      HAMBATAN DAN PENCEGAHAN
Hambatan
1.      Talas kurang baik ( harus bebas dari penyakit dan tidak rusak)
2.      Talas yang muda sulit diproduksi dibuat stik
3.      Pada saat pemasahan, talas mudah patah sehingga hasilnya tidak bagus.
4.      Pada saat penggorengan, apabila minyak terlalu panas maka stik akan mudah gosong dan api yang digunakan pada saat penggorengan tidak terlalu besar.
5.      Talas sulit didapatkan untuk daerah sekitar kota Metro.

Pencegahan
1.         Pemilihan talas dengan kualitas yang baik
2.         Talas yang sudah siap untuk diproduksi dibuat stik
3.         Pada saat pemasahan, kita harus berhati-hati agar talas tidak mudah patah
4.         Pada saat penggorengan, sebaiknya minyak tidak terlalu panas dan apinya pun tidak terlalu besar dikarenakan apabila hal itu tidak diperhatikan maka talas yang digoreng hasilnya tidak akan baik, contohnya gosong, pahit.
5.         Apabila talas sulit didapatkan maka bisa dicari didaerah pedesaan.































BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang telah kami buat, dapat disimpulkan bahwa Ubi talas (Colocasia esculenta) merupakan sumber pangan yang penting karena selain merupakan sumber karbohidrat, protein dan  lemak, talas juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin.

























DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2001. Prinsip-Prinsip Ilmu dan Gizi. Jakarta: Erlangga.
Slamet.1980. Majalah gizi dan makanan jilid 4. Jakarta: Pusat   Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
Minarno dkk. Gizi dan Kesehatan. Malang: Universitas Islam Negeri Malang Press.